BOGANI

BOGANI
BOGANI BOLAANG-MONGONDOW

Selasa, 05 Februari 2013

CICAK NGOTOT INGIN DIANGGAP SEBAGAI BUAYA

CICAK NGOTOT INGIN DIANGGAP SEBAGAI BUAYA

Salam 

Matahari disore hari sepertinya terburu-buru ingin Terbenam, Suara bising terdengar disana-sini membuat hariku Terasa Indah. Suara kicauan burung terdengar seperti nyanian si nona yang terbelenggu dalam Kepiluan.

5 Februari 2013 di dalam Ruangan Kecil yang menjadi Istana saya Dengan ditemani segelas Kopi Hangat dan sebungkus Rokok, Sungguh Nikmat Terasa tapi tak akan pernah terasa Lengkap kenikmatan itu jika tidak dibarengi dengan Informasi seputar perkembangan BMR menuju Provinsi maka Di depan laptop dengan menggunakan Jasa media Online saya masih tetap setia memperhatikan seluruh informasi tentang perkembangan Perwujudan PBMR yang ada disana, Sungguh menarik minat membaca bagi siapapun ketika banyak Postingan-Postingan yang memiliki berbagai Warna serta Rasa. Dengan Kebijaksanaan didalam diri saya yang tertanam dari didikan orang tua yang hingga saat ini membuat saya merasa bangga memiliki orang Tua seperti mereka sebab dalam didikan itu saya setiap harinya diberikan pemahaman tentang pentingnya mengikuti jiwa para Leluhur yang selalu Bijaksana menanggapi berbagai masalah. Sungguh masa dimana Saya Diajar Untuk Bisa menjadi Manusia Yang Utuh disetiap hari yang menyapa. Terdengar Telephone Genggam saya berbunyi Tanda Bahwa ada sms baru yang masuk maka sayapun langsung mengambil Hp itu, Ketika saya membuka sms baru itu ternyata itu adalah pesan dari salah satu senior saya yang mengatakan bahwa Katamsi dalam Tulisannya Palo-Palo Cendol Provinsi BMR dia berbohong bahwa dia adalah mantan Aktivis mahasiswa yang semasa itu beberapa kali di Tangkap oleh aparat karena Melakukan Aksi demonstrasi menuntut keadilan, Yang sebenarnya Bahwa seorang Katamsi ginano semasa Mahasiswa dia hanya seorang mahasiswa akademis yang tidak pernah terlibat pada Aksi demonstrasi dan Senior sayapun itu mengatakan Bahwa Informasi Itu dia dapatkan dari para Mantan Aktivis Unsrat yang semasa dengan seorang makhluk yang bernama Katamsi ginano. 

Ratusan Kalimat, Ribuan Kata Terlihat Pada Postingan Katamsi Ginano Berjudul “Palo-Palo Cendol” Provinsi BMR, Dengan menggunakan modal Pengetahuan yang saya dapatkan dari berbagai buku serta Kajian maka sayapun mencoba membaca Postingan itu dengan menelaah dan memahami setiap Kata dan kalimat yang tertera di dalam Tulisan Itu Hingga waktupun Telah menunjukan pukul 7 malam, maka sayapun sedikit terkejut bahwa hanya dengan menelaah tulisan pendek itu saya Harus menghabiskan waktu Kira-Kira kebih dari satu Jam Tapi seperti itulah caranya jika kita ingin menanggapi suatu Tulisan maka Kita Harus benar-Benar menelaah setiap kata dan Kalimatnya sehingga Kita benar-benar paham maksud dari setiap Kata dan kalimatnya.

Ternyata Benar kata senior saya Bahwa dalam beberapa paragraf yang ada di dalam Tulisan “Palo-Palo Cendol” Provinsi BMR, Memiliki Kalimat-Kalimat yang cacat Disebabkan Oleh Kebohongan dari si penulis, demikian ini adalah beberapa Kalimat yang saya maksudkan.

“ DI SAAT-SAAT tertentu saya kerap mengingat-ngingat masa mahasiswa dengan penuh kangen. Rindu juga berdiri di depan ribuan orang, pidato berbusa-busa, mengagitasi emosi, mengutuk segala yang bisa diserapahi (terutama rezim yang berkuasa), lalu berakhir di kantor polisi atau markas tentara.

Di masa itu pula, agar tak tampak dungu –aktivis yang mirip beo biasanya jadi bahan ejekan—saya harus melahap banyak buku, sampai-sampai saya lebih hafal letak buku di Perpustakaan Utama Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) dibanding jadwal kuliah. Supaya yang dibaca tak hanyut dibawa mimpi, perlu ditabrakan dengan pemahaman dan realitas lain lewat diskusi, bahkan debat

Hanya dengan kepala tak kosong, dasar yang kokoh dan masuk akal, ketika berhadapan dengan aparat berwenang karena dicokot habis memimpin demonstrasi, saya diperlakukan dengan respek. Segalak-galaknya polisi atau tentara yang menjemput, mereka menaruh hormat pada orang yang bisa menjelaskan dengan baik alasan di balik aksi yang digelar.

Lebih penting lagi, harga diri tetap tegak, sebab tak ada satu pun aparat yang kerap memasang wajah seram yang mencaci, melayangkan bogem, atau mencemooh sebagai ‘’tong kosong nyaring bunyinya’’. Banyak di antara mereka justru diam-diam membisikkan dukungan.”

Wah Jika Benar apa Yang dikatakan Oleh senior saya yang di informasikan ke saya melalui Via sms beberapa jam lalu maka Saya menganggap Seorang Katamsi Ginano tidak seharusnya melakukan Pembohongan di dalam tulisannya apalagi katamsi Ginano adalah seorang yang dikatakan cerdas Oleh banyak Pemuda di Daerah BMR (Orang Cerdas….KATANYA) Sebab Hal ini adalah suatu pembohongan kepada Publik yang mencoba Untuk Melakukan Pencitraan diri padahal dirinya Bukanlah Juara lomba Langkadan (Salah satu Permainan Rakyat di daerahku). Saya pun menjadi Skeptis Terhadap beberapa Peristiwa yang Katamsi Cantumkan didalam Tulisan Misalnya 

1. dia mengatakan dalam tulisan yang berjudul “Mongondow, Provinsi dan mentalitas aktivis” Yang didalamnya beliau mencantumkan peristiwa bahwa Mobil yang di kendarai oleh adik perempuannya Di berhentikan Oleh Masa Aksi pada demonstrasi 29 Januari 2013 dan Kemudian adiknya memberikan parnyataan bahwa pada saat itu dia harus Buru-Buru sebab ada Pasien Yang sedang sekarat… Apakah memang Benar Bahwa ada pasien yang sedang sekarat menunggu kedatangan dari adik perempuannya padahal kita semua tau bahwa adiknya adalah PNS yang ditempatkan di salah satu Puskesmas di daerah BMR, apakah Mungkin Pasien sekarat dirujuk ke Puskesmas Terlebih dahulu? Karena setahunya saya Pasien yang sekarat akan Langsung dibawa Ke Rumah sakit Khususnya Di Ruang ICU. Lagian Mobil Yang ditahan Oleh masa Aksi itu adalah Mobil Plat merah yang dibeli dengan Hasil Keringat dari seluruh Rakyat NKRI yang artinya Bukan dibeli dari Duit Yang ada di Kantongnya Adik Katamsi Ginano maka sungguh memalukan ketika salah seorang pemerintah melakukan protes akan hal seperti pemberhentian sementara Mobil dinas yang kebetulan Lewat di dekat Titik aksi demonstrasi serta Pada saat itu jika memang adik anda Terburu-buru maka Bisa menggunakan jasa Bentor untuk minta di antarkan Ke tempat Tujuan sebab Mobil itu juga Bukan Pembelian dari Kantong Adik Katamsi Ginano Sebab Kami Juga Tidak Melakukan Pengrusakan Pada Mobil-Mobil yang kami berhentikan saat itu. jadi Jangan Main protes aja sebelum Mikir.

2. Tentang Leluhur Katamsi Ginano yang Dia Katakan dibuang ke daerah Aceh Sebagai Tahanan Bangsa Kolonial Belanda Kemudian Sumardi Arahbani melakukan Pelurusan Terhadap Hal itu dengan mengatakan Bahwa pada Tahun 1901 Aceh sedang Berkecamuk Melakukan Perlawanan Terhadap Bangsa belanda Yang Menjajah maka Tidaklah Logis seorang Tahanan Dibuang Kedaerah yang pada saat itu sedang Berkecamuk Perang Sebab Tahanan Hanya akan dibuang atau ditempatkan ke daerah yang dikuasai oleh bangsa belanda agar misa diawasi secara maximal kemudian sumardi arahbani juga mengatakan bahwa Jika menggunakan Logika sejarah maka Orang-Orang yang ditempatkan di aceh pada saat itu tidak lain adalah Masyarakat Lokal Nusantara Yang dibayar Oleh Belanda Untuk membantu menumpas Para Pejuang-Pejuang aceh saat itu… Menurut saya hal yang disampaikan oleh bang sumardi adalah Hal Yang Paling Logis.

3. Katamsi Ginano Mengaku bahwa Dia seorang mantan mahasiswa yang Pernah melakukan Aksi parlemen jalanan dengan Ribuan Demonstran dengan pidato berbusa-busa, mengagitasi emosi, mengutuk segala yang bisa diserapahi (terutama rezim yang berkuasa), lalu berakhir di kantor polisi atau markas tentara.
Akan Tetapi dari informasi yang didapatkan melalui orang-Orang semasanya Kuliah di Universitas Samratulangi Bahwa Seorang Katamsi tidak Pernah melakukan Yang Namanya Aksi Demonstrasi. Berarti Betul Dugaan saya yang saya Cantumkan di dalam Tulisan Berjudul “Katak Berteriak didalam Tempurung” Yang saya Posting di Group Social di FB yaitu Group Pinotaba’ dan Group Dukung Provinsi Bolaang-Mongondow Raya.

Sungguhlah sangat Tidak Etis Ketika seorang Penulis Yang KATANYA Hebat menambahkan Bumbu Kebohongan Didalam Tulisannya Dengan berharap bisa menjadi Bingkaian Kata Indah Meransang para Pembaca padahal Itu hanyalah sebuah Peristiwa yang Diabadikan melalui Kata-Kata padahal semua Peristiwa itu Tidak sedikitpun memiliki Bukti. Cicak Yang Ngotot Ingin Menjadi Buaya dengan Mencoba menipu penglihatan Sih Singa Tapi sayangnya Cicak ini tidak mengetahui Bahwa Mata Sih Singa masihlah sangat Terang serta masih sangat Mampu membedakan Mana Cicak dan Mana Buaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar